Senin, 15 April 2013

Harapan Terwujudnya Pemilih Cerdas Untuk Pemilu 2014

Oleh : Ernida Mahmud, SP., MP.
(Anggota KPU Bone)
 
          DEMOKRASI Indonesia tidak berjalan di tempat. Banyak perkembangan menarik dari demokrasi di negeri ini. Di antaranya adalah pemilih semakin cerdas dan makin banyak bakal calon-calon segar dan baru dalam bursa Pemilihan Legislatif 2014 nanti. Kita patut optimis dengan kualitas demokrasi Indonesia. Pada 9 April 2014 seluruh bangsa Indonesia yang memiliki hak pilih secara bersama-sama menggunakan hak pilihnya untuk memilih para wakil rakyat yang akan dudk di lembaga legislatif. Mulai dari memilih calon anggota DPRD di tingkat kota/kabupaten, tingkat propinsi hingga ke tingkat pusat (DPR-RI) dan DPD (non partai). Pemilihan dilakukan secara langsung dalam bentuk pesta demokrasi pemilihan umum. Semestinya pemilu yang kita jalankan ini dapat menghasilkan anggota legislatif yang berkualitas sehingga lembaga tersebut juga akan menjadi berkualitas dalam menyerap aspirasi rakyat. Karena keputusan yang diambil oleh legislatif dalah bentuk perwujudan dari aspirasi masyarakat yang diwakili (konstituen) oleh para wakil rakyat yang terpilih. Dengan demikian proses demokrasi yang dihasilkan dapat membentuk sistem yang kuat untuk mensejahterakan rakyat secara keseluruhan.
          Pemilu dapat disebut "Pesta Rakyat" karena pada momentum itulah rakyat menentukan masa depan Indonesia untuk lima tahun kedepan. Ini berarti pemerintahan dibentuk berdasarkan keinginan dan kepercayaan dari rakyat. Oleh karena itu, keterlibatan masyarakat untuk proaktif dan sadar politik menjadi keharusan agar kualitas Pemilihan Umum (Pemilu) menjadi lebih baik, yakni Pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
          Pemilu 2014 harus membawa perubahan yang lebih baik bagi kehidupan sosial politik masyarakat. Karena itu, peran masyarakat bagaimanapun beratnya tantangan yang dihadapi menjadi sangat penting. Pendidikan Pemilih (Voter Education) harus senantiasa digalakkan guna menghasilkan pemilih-pemilih yang cerdas, yakni pemilih yang sadar akan pentingnya kualitas demokrasi demi perbaikan nasib bangsa Indonesia kedepan.
          Partai politik secara fungsional berperan sebagai sarana pendidikan politik, sosialisasi politik dan artikulasi kepentingan. Namun, jelang Pemilu 2014 peran-peran konseptual itu, fungsinya semakin terasa begitu nyata. Partai Politik diharapkan mampu memberikan konstribusi riilnya dengan mngusung calig-caleg yang berkompeten dan berintegritas. Target dari pendidikan politik yang harus diberikan partai politik kepada masyarakat untuk menciptakan pemilih cerdas adalah : respon terhadap keinginan sosial, misalnya visi dan misi partai, program kerja partai politik, kesetaraan gender dan track record partai politik, isu-isu yang diangkat sangat relevan dengan kondisi kekinian, misalnya : pemberantasan korupsi, penanggulangan kemiskinan, konteks sosial kultural pada tingkat lokal, hal ini dilakukan untuk mengkaji kebutuhan blok-blok pemilih (petani, nelayan, buruh dan kelompok perempuan) sebab perjuangan politik harus mengikuti perkembangan prilaku dan menilai keadaan masyarakat. sebab dalam perjuangan politik, momen sangat menentukan, riset penyadaran, mengevaluasi nilai-nilai demokrasi yang telah diperjuangkan.
          Hal yang selalu diharapkan dalam pemilihan umum adalah "pemilih cerdas" yang sangat tergantun dari kualitas pemilih. Sangat penting untuk mempertanyakan seorang figur sebelum menentukan pilihan karena kita akan memberikan kepercayaan keterwakilan kepada seseorang yang pantas untuk mewakili kita. Disinilah pentingnya pendidikan politik dan input informasi yang dapat menguatkan warga negara sebagai pemilih cerdas. Peran media sangat dibutuhkan dalam mendorong penguatan warga negara sebagai pemilih cerdas. Informasi politik melalui media secara berimbang dan profesional sangat berperan pada kesadaran masyarakat dalam menentukan sikap politik. Untuk itu media harus lebih sensitif dan responsif pada realitas sosial.
          Oleh karenanya, untuk memilih calon legislatif (caleg) harus betul-betul berdasarkan atas visi, misi dan program yang jelas. Para caleg itulah yang nantinya akan menjadi wakil masyarakat di legislatif dan menentukan masa depan masyarakat dalam lima tahun ke depan. Calon legislatif ini yang akan mewakili masyarakat. Menjadi pemilih cerdas sangat penting dalam pemilu 9 April 2014 karena banyak caleg dan partai yang berkompetisi. Sebagai wakil masyarakat, idealnya seorang calon legislatif harus berintegrasi, cerdas, mapan, kuat dan teladan di masyarakat.
          Cerdas atau tidaknya pemilih tidak tergantung pada pendidikan formal. Ada dua hal yang harus dipertimbangkan pemilih yang cerdas yaitu pemilih yang mempunyai nilai intrinsik dan sebaliknya pemilih yang tidak cerdas pemilih yang menggunakan nilai instrumental.
          Pemilih yang tidak cerdas ketika hak suaranya hilang. Pilih diam saja dan tidak melakukan apapun. Istilah lima menit di dalam bilik suara, menentukan lima tahun kehidupan bangsa Indonesia memiliki makna bahwa suara rakyat dalam pemilu sangat berarti dan menentukan bagi arah perjalanan bangsa. Jangan hanya karena materi yang sifatnya sesaat kemudian mengorbankan nasib bangsa tercinta ini.
          Kualitas pemilih adalah kualitas Pemilu untuk perubahan demokrasi yang lebih maju. Terwujudnya warga negara sebagai "pemilih cerdas" bukan sebatas lipstik demokrasi tetapi merupakan kebutuhan yang mendasar akan realitas sosial politik. Harapan bagi terwujudnya Pemilih Cerdas dalam Pemilu 2014 sangat kita dambakan bersama. (Sumber : Tribun Bone, Edisi : 02/04/2013)
Baca juga lainnya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar